Selasa, 07 April 2015

MURAI BATU ISIAN KOMPLIT


murai batu isian lengkap
hanya suara isian yg di ambel

PERAWATAN MURAI BATU

Langkah perawatan MB MH sebenarnya sangat sederhana, kita hanya cukup menghindari tindakan2 yg akan menambah tingkat stressnya.
  • Gantangkan MB di tempat yg tenang, tdk sering dilewati orang, jauh dari suara2 bising atau yg bisa mengejutkannya, mempunyai sirkulasi udara yg baik & tidak terlalu panas (di atas 26derajat C) sperti di bawah atap seng.
  • Pd awal tiba di rumah bisa gunakan krodong dulu selama lebih kurang 1minggu. Berikan multivitamin pd air minum & bila dirasa perlu berikan juga antibiotic utk langkah antisipasi, karena kita tdk tau kondisi kesehatan MB yg sebenarnya pd saat kita beli. Ganti air minum & bersihkan tempatnya dari endapan vitamin setiap hari.
  • Jangan terburu2 utk mengenalkan MB MH dg lingkungan yg ramai. Hasilnya bukan MB menjadi jinak tetapi kemampuan adaptasinya menjadi lambat & yg lebih parah tingkat stressnya bisa menjadi semakin tinggi.
  • Tdk perlu tergesa2 mengajari MB MH ngevoer Berikan saja pakan kesukaan dia, sperti jangkrik, kroto, belalang, UH, UB atau yg lainnya. Berikanlah makanan dg kuantitas yg cukup & kualitas yg baik (jangkrik yg sehat, kroto segar/tdk basi, dll).
  • Jika ingin menjemur MB, jemurlah sebentar pd pagi hari.
  • Kalau ada indikasi MB kutuan, tdk perlu tergesa2 utk mengobati dg obat kutu, terlebih yg disemprotkan dg air.
  • Intinya tunggulah dg sabar sampai gejala stress hilang. Indikasinya, MB MH terlihat tenang, sehat, aktif, sorot matanya bersih & syukur2 mulai ngriwik atau ngeplong.

Mengajari MB MH makan voer (Ngevoer)
Pilih voer yg sesuai utk MB & usahakan yg mudah memperolehnya di tempat kita.

Haluskan voer & taruh didasar cawan lalu masukan kroto pd bagian atas. Pd tahap awal tdk perlu diaduk.
Setelah kira2 7 hari coba aduk kroto dg voer halus dg komposisi lebih banyak kroto daripada voernya.
Coba tingkatkan porsi voer secara bertahap setiap hari.
Setelah yakin MB mau makan voer ditandai dg warna kotorannya, baru tempatkan voer & kroto pd cawan terpisah.


Pemilihan Sangkar
Saya biasa menggunakan sangkar yg tdk terlalu besar pd perawatan awal MB MH. Tujuannya utk memudahkan mengajari MB keluar masuk sangkar ke keramba mandi.


Mandi
Pada tahap awal masukan cepuk mandi ke dlm sangkar pd pagi hari. Letakan pd posisi cepuk tdk terkena kotoran, Semprot halus MB dg sprayer, tdk perlu basah & tinggalkan saja. Lakukan setiap hari sampai dia mau mandi sendiri dlm cepuk. Sebenarnya untuk mandi kita tdk perlu mengajari, karena MB kalau sudah didis secara naluriah akan mandi sendiri.

Kalau sdh terbiasa mandi dlm cepuk, coba ajarkan masuk ke dlm keramba mandi. Saya biasa meninggalkan cukup 1 tangkringan saja & memindahkannya ke depan pintu sangkar. Biasanya dg sedikit menggusah MB akan melompat masuk keramba mandi.

Kapan MB MH mulai boleh dimandikan? Saya biasa memulainya setelah gejala stress sudah tdk terlihat lagi & yakin MB MH sudah sehat. Ada anggapan bahwa baru boleh dimandikan setelah MB ngevoer, menurut saya tdk sepenuhnya benar. Sebab saya pernah ngerawat MB MH sampai bertahun2 belum mau ngevoer.


Penjinakan
Taruh sangkar di lantai setiap kita memberi pakan/EF. Jika MB mulai tenang mulailah kenalkan dg keramaian secara bertahap. Gantang dari jauh dulu sambil setiap beberapa hari didekatkan. Utk jinak total sebenarnya kecil sekali kemungkinannya, tetapi setidaknya MB MH dpt beradaptasi & mentoleransi keramaian.


Jemur
Saya biasa mengeluarkan MB pagi2 sekali sebelum matahari bersinar & menggantangnya di tempat di mana apabila sinar matahari pertama memancar langsung mengenai MB. Pd tahap awal cukup jemur sebentar saja (sekitar 30 menit). Setiap beberapa hari terus ditingkatkan lama penjemurannya. Perlu diingat jgn menjemur MB sampai mangap & tampak terengah2, itu pertanda MB terkena Heat Stress.


Umur berapa MB MH mulai ngeplong
Tdk ada batasan pasti. Semuanya tergantung bakat MB dan pola perawatan yg tepat thd MB kita. Asal MB sehat secara fisik dan mental “Pasti Bunyi”

JENIS DAN ASAL MURAI BATU

MURAI BATU

Burung murai batu (Copychus malabaricus) adalah anggota keluarga Turdidae. Burung keluarga Turdidae dikenal memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi, dan sangat bervariasi. Ketenaran burung murai batu bukan hanya sekedar dari suaranya yang merdu, namum juga gaya bertarungnya yang sangat aktraktif.

Habitat
Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:
  • Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
  • Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
  • Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
  • Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
  • Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
  • Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
  • Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
  • Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
Selain dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
  1. Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
  2. Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
  3. Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:
  1. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
  2. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
  3. Copsychus niger (White Vented Shama)
  4. Copsychus cebuensis (Black Shama).
  5. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama) .
Subspecies, ciri-ciri dan penyebarannya
A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
  1. Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
  2. Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
  3. Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
  4. Copsychus albiventris (Andaman)
  5. Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
  6. Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
  7. Copsychus minor (Hainan-China)
  8. Copsychus mallopercnus (Malaysia)
  9. Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
  10. Copsychus omissus
  11. Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
  12. Copsychus leggei (Sri Lanka)
  13. Copsychus malabaricus (India)
  14. Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
  15. Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
  16. Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
  17. Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
  18. Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
  19. Copsychus nigricauda (Kangean Island)
B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
  1. Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
  2. Copsychus parvimaculatus (Polillo)
  3. Copsychus shemleyi (Marinduque)
  4. Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
C. Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.

Gambar beberapa jenis/sun-spesies murai batu (sumber gambar: planet burung)

Cara memilih bahan burung murai batu yang baik
Diasumsikan murai batu bakalan adalah murai batu tangkapan hutan yang belum makan voer dan harganya juga relatif murah.
Yang perlu anda perhatikan dalam pemilihan ini adalah:
  1. Mata: Hindari membeli murai batu yang pada matanya sudah kelihatan tanda adanya katarak, yaitu selaput berwarna putih pada bola mata. Jika murai batu sudah katarak, resiko murai batu tersebut menjadi buta sangat tinggi sekali.
  2. Ekor: Cari murai batu yang memiliki ekor rapat dan tidak terlalu tebal. Ekor yang seperti ini selain enak dipandang, juga akan membuat murai batu memainkan ekornya pada saat ditrek. Hindari juga membeli murai batu yang tidak punya ekor, karena kita tidak bakalan tahu bagaimana bentuk dan jenis ekor dari murai batu tersebut, jika ekornya sudah tumbuh kembali.
  3. Bulu Dada: Kebanyakan murai batu memiliki bulu dada berwarna coklat, Tapi jika Anda mendapatkan murai batu dengan bulu dada cenderung berwarna kekuningan, maka itu rezeki Anda. Murai batu bakalan dengan warna bulu dada seperti ini, biasanya cepat berbunyi dan cepat juga jadi.
  4. Usia: Jangan pernah menilai usia murai batu hanya berdasarkan pengamatan pada kaki, ini bisa menipu calon pembeli. Murai batu bakalan muda mempunyai tanda bulu yang masih berbintik cokelat di bagian sayap sebelah luar maupun sayap sebelah dalam.
  5. Perilaku: Jika ada murai batu bakalan yang pada saat kita pegang dia menjerit kencang dan berusaha mematuk-matuk jari tangan, inilah murai batu dengan mental berani.
  6. Bentuk paruh: Sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
  7. Bentuk kepala: Pilih yang berbentuk kotak, mata bulat besar dan melotot. Ini menandakan burung ini mempunyai mental tempur yang baik.
  8. Postur badan: Pilihlah bahan yang berpostur sedang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher dan berbadan pendek.
  9. Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
  10. Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
  11. Panjang ekor yang serasi dengan postur badan. Pilihlah bentuk ekor yang sedikit lentur.
  12. Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
Ciri jantan dan betina burung murai batu
 
Ciri jantan dan betina murai batu dewasa sebenarnya mudah dibedakan. Untuk murai dengan sub-spesies yang sama, maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Hitamnya hitam pekat kebiruan (berkilau, nyambeliler, seperti berhologram), sedangkan warna merahnya atau coklat, terlihat tajam kontras dengan warna di sebelahnya (hitam atau putih).
Murai batu yang satu sub-spesies, ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya, jantan lebih bervariasi.
 Tips membedakan murai batu Borneo/Kalimantan dan Sumatera
 
Banyak penghobi yang bingung mengidentifikasi murai batu dari Borneo dan Sumatera, jika tidak sedang berbunyi. Kalau dalam kondisi berbunyi, memang mudah membedakannya, yakni dengan melihat pengembangan bulu pada body.
Untuk murai batu borneo, secara umum mengembangkan bulu sampai hampir menyerupai bola (bulat) dimulai dari bulu bawah leher sampai dubur. Sedangkan murai batu Sumatera tidak mengembangkan bulu, atau kalau mengembangkan bulu hanya sebatas perut ke bawah.
Jadi memang, burung murai batu Sumatera pun ada yang mengembangkan bulu ketika bernyanyi, tetapi hanya mengembang pada bagian perut ke bawah.
Lantas bagaimana membedakannya kalau sedang tidak berbunyi?
Anda bisa melihat dari rona warna coklat di bagian dada sampai dubur. Burung murai batu borneo warna coklatnya cenderung kekuning-kuningan/ cerah. Sedangkan untuk murai batu sumatera agak gelap.
Sedangkan untuk burung yang masih muda/trotol tetapi panjang ekornya sudah mencapai sekitar 3 cm, bisa dilihat dari jarak antara ujung bulu ekor yang putih dengan yang hitam. Untuk burung murai batu borneo, ujung ekor putih dan hitam cederung dekat. Sedangkan murai batu sumatera, cenderung jauh; atau ekor yang berwarna hitam terlihat tumbuh pesat meninggalkan bulu putih.
Jarak antara ujung ekor hitam dan putih ini juga bisa untuk menandai apakah seekor murai batu berasal dari Kalimantan atau Sumatera ketika dia dalam masa mabung. Pertumbuhan bulu putih dan hitam hampir sama pada murai batu borneo, sedangkan pada murai batu sumatera, bulu hitam lebih pesat tumbuhnya....Selanjutnya di http://omkicau.com

LAGENDA/SEJARAH MURAI MATU

Asal Mula Lahirnya Burung Murai

Konon pada zaman dahulu di daerah Kabupaten Sambas, tepatnya di pedalaman benua Bantahan sebelah Timur Kota Sekura Ibukota Kecamatan Teluk Keramat yang dihuni oleh Suku Dayak, telah terjadi peristiwa yang sangat menakjubkan untuk diketahui dan menarik untuk dikaji, sehingga peristiwa itu diangkat ke permukaan.
Menurut informasi orang bahwa di daerah tersebut terdapat sebuah kerajaan yang kecil, letaknya tidak jauh dari Gunung Bawang yang berdampingan dengan Gunung Ruai. Tidak jauh dari kedua gunung dimaksud terdapatlah sebuah gua yang bernama ”Gua Batu”, di dalamnya terdapat banyak aliran sungai kecil yang di dalamnya terdapat banyak ikan dan gua tersebut dihuni oleh seorang kakek tua renta yang boleh dikatakan ”sakti.
Cerita dimulai dengan seorang raja yang memerintah pada kerajaan di atas dan mempunyai tujuh orang putri, raja itu tidak mempunyai istri lagi sejak meninggalnya permaisuri atau ibu dari ketujuh orang putrinya. Di antara ketujuh orang putri tersebut ada satu orang putri raja yang bungsu atau si bungsu. Si bungsu mempunyai budi pekerti yang baik, rajin, suka menolong dan taat pada orang tua, oleh karena itu tidak heran sang ayah sangat menyayanginya. Lain pula halnya dengan keenam kakak - kakaknya, perilakunya sangat berbeda jauh dengan si bungsu, keenam kakaknya mempunyai hati yang jahat, iri hati, dengki, suka membantah orang tua, dan malas bekerja. Setiap hari yang dikerjakannya hanya bermain - main saja.
Dengan kedua latar belakang inilah, maka sang ayah ( raja ) menjadi pilih kasih terhadap putri - putrinya. Hampir setiap hari keenam kakak si bungsu dimarah oleh ayahnya, sedangkan si bungsu sangat dimanjakannya. Melihat perlakuan inilah maka keenam kakak si bungsu menjadi dendam, bahkan benci terhadap adik kandungnya sendiri, maka bila ayahnya tidak ada di tempat, sasaran sang kakak adalah melampiaskan dendam kepada si bungsu dengan memukul habis - habisan tanpa ada rasa kasihan sehingga tubuh si bungsu menjadi kebiru - biruan dan karena takut dipukuli lagi si bungsu menjadi takut dengan kakaknya.
Untuk itu segala hal yang diperintahkan kakaknya mau tidak mau sibungsu harus menurut seperti : mencuci pakaian kakaknya, membersihkan rumah dan halaman, memasak, mencuci piring, bahkan yang paling mengerikan lagi, sibungsu biasa disuruh untuk mendatangkan beberapa orang taruna muda untuk teman/menemani kakaknya yang enam orang tadi. Semua pekerjaan hanya dikerjakan si bungsu sendirian sementara ke enam orang kakaknya hanya bersenda gurau saja.
Sekali waktu pernah akibat perlakuan keenam kakaknya itu terhadap sibungsu diketahui oleh sang raja ( ayah ) dengan melihat badan ( tubuh ) si bungsu yang biru karena habis dipukul tetapi takut untuk mengatakan yang sebenarnya pada sang ayah, dan bila sang ayah menanyakan peristiwa yang menimpa si bungsu kepada keenam kakaknya maka keenam orang kakaknya tersebut membuat alasan - alasan yang menjadikan sang ayah percaya seratus persen bahwa tidak terjadi apa - apa. Salah satu yang dibuat alasan sang kakak adalah sebab badan sibungsu biru karena sibungsu mencuri pepaya tetangga, kemudian ketahuan dan dipukul oleh tetangga tersebut. Karena terlalu percayanya sang ayah terhadap cerita dari sang kakak maka sang ayah tidak memperpanjang permasalahan dimaksud.
Begitulah kehidupan si bungsu yang dialami bersama keenam kakaknya, meskipun demikian sibungsu masih bersikap tidak menghadapi perlakuan keenam kakaknya, kadang - kadang si bungsu menangis tersedu - sedu menyesali dirinya mengapa ibunya begitu cepat meninggalkannya. sehingga ia tidak dapat memperoleh perlindungan. Untuk perlindungan dari sang ayah boleh dikatakan masih sangat kurang. Karena ayahnya sibuk dengan urusan kerajaan dan urusan pemerintahan.
Setelah mengalami hari - hari yang penuh kesengsaraan, maka pada suatu hari berkumpullah seluruh penghuni istana untuk mendengarkan berita bahwa sang raja akan berangkat ke kerajaan lain untuk lebih mempererat hubungan kekerabatan diantara mereka selama satu bulan. Ketujuh anak ( putrinya ) tidak ketinggalan untuk mendengarkan berita tentang kepergian ayahnya tersebut. Pada pertemuan itu pulalah diumumkan bahwa kekuasaan sang raja selama satu bulan itu dilimpahkan kepada si bungsu, yang penting bila sang raja tidak ada di tempat, maka masalah - masalah yang berhubungan dengan kerajaan ( pemerintahan ) harus mohon ( minta ) petunjuk terlebih dahulu dari si bungsu. Mendengar berita itu, keenam kakaknya terkejut dan timbul niat masing - masing di dalam hati kakaknya untuk melampiaskan rasa dengkinya, bila sang ayah sudah berangkat nanti. Serta timbul dalam hati masing - masing kakaknya mengapa kepercayaan ayahnya dilimpahkan kepada si bungsu bukan kepada mereka.
Para prajurit berdamping dalam keberangkatan sang raja sangat sibuk untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Maka pada keesokan harinya berangkatlah pasukan sang raja dengan bendera dan kuda yang disaksikan oleh seluruh rakyat kerajaan dan dilepas oleh ketujuh orang putrinya.
Keberangkatan sang ayah sudah berlangsung satu minggu yang lewat. Maka tibalah saatnya yaitu saat-saat yang dinantikan oleh keenam kakaknya si bungsu untuk melampiaskan nafsu jahatnya yaitu ingin memusnahkan si bungsu supaya jangan tinggal bersama lagi dan bila perlu si bungsu harus dibunuh. Tanda-tanda ini diketahui oleh si bungsu lewat mimpinya yang ingin dibunuh oleh kakanya pada waktu tidur di malam hari.
Setelah mengadakan perundingan di antara keenam kakaknya dan rencanapun sudah matang, maka pada suatu siang keenam kakak di bungsu tersebut memanggil si bungsu, apakah yang dilakukannya ?. Ternyata keenam kakanya mengajak si bungsu untuk mencari ikan ( menangguk ) yang di dalam bahasa Melayu Sambas mencari ikan dengan alat yang dinamakan tangguk yang dibuat dari rotan dan bentuknya seperti bujur telur ( oval ). Karena sangat gembira bahwa kakaknya mau berteman lagi dengannya, lalu si bungsu menerima ajakan tersebut. Padahal dalam ajakan tersebut terselip sebuah balas dendam kakaknya terhadap si bungsu, tetapi si bungsu tidak menduga hal itu sama sekali.
Tanpa berpikir panjang lagi maka berangkatlah ketujuh orang putri raja tersebut pada siang itu, dengan masing - masing membawa tangguk dan sampailah mereka bertujuh di tempat yang akan mereka tuju ( lokasi menangguk ), yaitu gua batu, si bungsu disuruh masuk terlebih dahulu ke dalam gua, baru diikuti oleh keenam kakaknya. Setelah mereka masuk, si bungsu disuruh berpisah dalam menangguk ikan supaya mendapat lebih banyak dan ia tidak tahu bahwa ia tertinggal jauh dengan kakak-kakanya.
Si bungsu sudah berada lebih jauh ke dalam gua, sedangkan keenam kakaknya masih saja berada di muka gua dan mendoakan supaya si bungsu tidak dapat menemukan jejak untuk pulang nantinya. Keenam kakaknya tertawa terbahak - bahak sebab si bungsu telah hilang dari penglihatan. Suasana gua yang gelap gulita membuat si bungsu menjadi betul - betul kehabisan akal untuk mencari jalan keluar dari gua itu. Tidak lama kemudian keenam kakaknya pulang dari gua batu menuju rumahnya tanpa membawa si bungsu dan pada akhirnya si bungsupun tersesat.
Merasa bahwa si bungsu telah dipermainkan oleh kakaknya tadi, maka tinggallah ia seorang diri di dalam gua batu tersebut dan duduk bersimpuh di atas batu pada aliran sungai dalam gua untuk meratapi nasibnya yang telah diperdayakan oleh keenam kakaknya, si bungsu hanya dapat menangis siang dan malam sebab tidak ada satupun makhluk yang dapat menolong dalam gua itu kecuali keadaan yang gelap gulita serta ikan yang berenang kesana kemari.
Bagaimana nasib si bungsu ? tanpa terasa si bungsu berada dalam gua itu sudah tujuh hari tujuh malam lamanya, namun ia masih belum bisa untuk pulang, tepatnya pada hari ketujuh si bungsu berada di dalam gua itu, tanpa disangka - sangka terjadilah peristiwa yang sangat menakutkan di dalam gua batu itu, suara gemuruh menggelegar-gelegar sepertinya ingin merobohkan gua batu tersebut, si bungsupun hanya bisa menangis dan menjerit-jerit untuk menahan rasa ketakutannya, maka pada saat itu dengan disertai bunyi yang menggelegar muncullah seorang kakek tua renta yang sakti dan berada tepat di hadapan si bungsu, lalu si bungsupun terkejut melihatnya, tak lama kemudian kakek itu berkata, ” Sedang apa kamu disini cucuku ? ”, lalu si bungsupun menjawab, ” Hamba ditinggalkan oleh kakak - kakak hamba, kek ! ”, maka si bungsupun menangis ketakutan sehingga air matanya tidak berhenti keluar, tanpa diduga-duga pada saat itu dengan kesaktian kakek tersebut titik-titik air mata si bungsu secara perlahan-lahan berubah menjadi telur-telur putih yang besar dan banyak jumlahnya, kemudian si bungsupun telah diubah bentuknya oleh si kakek sakti menjadi seekor burung yang indah bulu-bulunya. Si bungsu masih bisa berbicara seperti manusia pada saat itu, lalu kakek itu berkata lagi, ” Cucuku aku akan menolong kamu dari kesengsaraan yang menimpa hidupmu tapi dengan cara engkau telah kuubah bentukmu menjadi seekor burung dan kamu akan aku beri nama ” Burung Ruai, apabila aku telah hilang dari pandanganmu maka eramlah telur-telur itu supaya jadi burung - burung sebagai temanmu ! ”. Kemudian secara spontanitas si bungsu telah berubah menjadi seekor burung dengan menjawab pembicaraan kakek sakti itu dengan jawaban kwek ... kwek ... kwek ... kwek .... kwek, Bersamaan dengan itu kakek sakti itu menghilang bersama asap dan burung ruai yang sangat banyak jumlahnya dan pada saat itu pula burung-burung itu pergi meninggalkan gua dan hidup di pohon depan tempat tinggal si bungsu dahulu, dengan bersuara kwek ... kwek .... kwek ... kwek .... kwek, Mereka menyaksikan kakak - kakak si bungsu yang dihukum oleh ayahnya karena telah membunuh si bungsu.